Rabu, 23 Januari 2013

Penerapan Constructivism dalam Pembelajaran Matematika



Oleh: Ervinta Astrining Dewi (12709251023) PSn Pendidikan Matematika A 2012

Constructivism dalam bahasan ini tidak dipandang sebagai dimensi ilmu melainkan dalam kajian filsafat. Constructivism sendiri berawal dari pemikiran Aristoteles yang merupakan bentuk penolakan terhadap Platonism. Sejalan dengan hal tersebut, Wilder R.L dalam Marsigit (2012) menyatakan bahwa sudut pandang constructivism objek matematika ada hanya jika dapat dibangun (dikonstruk). Berdasarkan pandangan tersebut, semua objek matematika seharusnmya dapat dibangun (dikonstruk) dan diterapkan dalam pembelajaran, khususnya matematika. Menurut Kant, Constructivism berangkat dari kesadaran akan keterbatasan, ketidaksempurnaan dan kerentaan manusia. Sehingga manusia terancam dengan klaim yang tidak benar, “thus they need to chek and critiaze the unjustified and arbitrary assumptions they make in reasoning.” (Stonford. Encyclopedia of philosophy, 2011). Sehingga berdasarkan pendapat Kant tersebut, ada dua hal yang layak dipertimbangkan yaitu intuisi dan instropeksi.
Maka dapat disimpulkan, dalam kajian filsafat Constructivism adalah cara manusia membangun kehidupan itu sendiri. Sedangkan pembelajaran matematika yang didasarkan konstructivsm akan menekankan pada membangun pengetahuan, pemahaman, aspek psikologis, sosial dan interpersonal siswa didasarkan kepercayaan (Marsigit 2012). Sehingga penerapan konstruktivism dalam pembelajaran matematika diharapkan dapat mengembangkan intuisi matematis dan kesadaran matematis siswa.
Contoh penerapan konstruktivism dalam pembelajaran matematika antara lain:
a.       Adanya penilaian portofolio siswa yang tidak hanya menilai berdasarkan afek kognitif siswa.
b.      Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan kesempatan siswa diskusi, bertanya seperti dengan cara menerapkan pembelajaran “Problem Based Learning” dalam kegiatan belajar matematika.
c.       Mengurangi pembelajran matematika secara deduktif sebagai suatu konsep matematis namun dengan cara mengenalkan konsep siswa, sehingga siswa mendapat kesempatan untuk membangun pemahaman konsep matematisnya sendiri.
Referensi:
Marsigit.2012. Elegi menggapai “Constructivism as the Epistimological Foundation of Mathematics.” Tersedia di http://powermathematics.blogspot.com.//
Stanford Encyclopedia of Philosophy.2011. Constructivism in Metaethics. Tersedia di http://plato,stanford-edu/entries/constructivism-metaethics/

Tidak ada komentar: