Menurut A. Thomas dan G. Thorne
Higher Order Thinking is thinking on higher level than memorizing facts,
restating facts, or applying rules/formulas/procedures. HOTS requires that we
do something with the facts. We must understand them, connect them to each
other, categorize them, manipulate them, put them together in new or novel
ways, and apply them as we seek new solutions to new problems.
Menurut Stanley Pogrow (1996)
HOTS adalah program kreatif yang dirancang untuk membangun kemampuan berpikir
siswa pendidikan kurang beruntung di kelas 4-7
dengan menggabungkan penggunaan komputer, drama, dialog Sokrates, dan
kurikulum rinci untuk merangsang proses berpikir dimana Komputer tidak
digunakan untuk menyajikan konten, melainkan untuk siswa intrik dan membuat
mereka terlibat. Drama, dalam bentuk guru bermain-akting-kadang dalam
kostum-juga merangsang minat siswa dan rasa ingin tahu. Beberapa hari guru
dapat menyajikan pelajaran sebagai situasi misterius yang membantu siswa
diperlukan. Kurikulum HOTS terdiri dari rinci, menit 35, pelajaran sehari-hari
yang mengkoordinasikan kegiatan komputer dengan percakapan kelas, dan
memastikan bahwa guru menanyakan jenis pertanyaan yang meningkatkan
perkembangan otak dan kemampuan berpikir. Jenis-jenis utama dari keterampilan
berpikir bahwa kurikulum ini dirancang untuk mengembangkan adalah metakognisi
(kemampuan untuk secara sistematis menerapkan dan mengartikulasikan strategi)
dan generalisasi (kemampuan untuk menerapkan belajar di luar konteks tertentu).
Siswa tanpa keterampilan ini melihat segala sesuatu di sekitar mereka baik
sebagai kejadian acak, tanpa sebab, atau sebagai hal-hal yang benar hanya dalam
konteks di mana mereka pelajari.
Sebuah studi baru-baru ini (Darmer 1995 dalam Stanley
Progrow 1996) menunjukkan peningkatan simultan oleh siswa HOTS dalam enam
kategori: keterampilan dasar, keterampilan menulis, keterampilan metakognisi,
nilai rata-rata, IQ komponen kunci, dan kemampuan untuk memecahkan masalah
baru. Para siswa HOTS mengungguli kelompok pembanding siswa di masing-masing
daerah, meskipun siswa perbandingan menghabiskan lebih banyak waktu di dalam
kelas.
Secara umum, keterampilan
berfikir terdiri atas empat tingkat, yaitu:
menghafal (recall thinking), dasar (basic thinking), kritis (critical
thinking) dan kreatif (creative thinking) (Krulik & Rudnick, 1999 dalam
Idris Harta 2008). Menghafal adalah tingkat berpikir paling rendah. Ketrampilan
ini hampir otomatis atau refleksif sifatnya. Tingkat berpikir selanjutnya
disebut sebagai ketrampilan dasar. Ketrampilan ini meliputi ketrampilan
memahami konsep-konsep penjumlahan dan pengurangan. Berfikir kritis adalah
berfikir yang memeriksa, menghubungkan, dan mengevaluasi semua aspek situasi
atau masalah. Tingkatan yang terakhir adalah berfikir kreatif yang sifatnya
orisinil dan reflektif. Hasil dari
keterampilan berfikir ini adalah sesuatu yang kompleks. Kegiatan yang dilakukan di antaranya
menyatukan ide, menciptakan ide baru, dan menentukan efektifitasnya. Berfikir kreatif meliputi juga kemampuan
menarik kesimpulan yang biasanya menelorkan hasil akhir yang baru.
Dua tingkat berfikir terakhir
inilah (berfikir kritis dan berfikir
kreatif) yang disebut sebagai
keterampilan berfikir tingkat tinggi yang harus dikembangkan dalam pembelajaran
matematika dan akan dibahas dalam tulisan ini.
Sedangkan pengetahuan tentang
perbandingan Taksonomi Bloom yang berkisar tentang versi modifikasi dengan
versi orisinalnya, yaitu sebagai berikut :
No. Taksonomi Bloom (Versi Orisinal)
1. Pengetahuan
(knowledge)
2. Pemahaman
(comprehension)
3. Aplikasi
4. Analisis
5. Sintesis
6. Evaluasi
Taksonomi Bloom (Versi Modifikasi)
1. Mengingat
(to remember)
2. Memahami
(to comprehend)
3. Mengaplikasikan
(to apply)
4. Menganalisis
(to analyze)
5. Mengevaluasi
(to evaluate)
6. Menciptakan
(to create)
Yang termasuk ke dalam golongan Higher Thinking Order Skills
adalah analisis, sintesis dan evaluasi sedangkan berdasarkan versi
modifikasinya adalah menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan.
a. Pengetahuan
Pengetahuan
adalah ingatan (memori) tentang materi yang dipelajari sebelumnya, yang
biasanya ditunjukkan dengan mengingat (recall) fakta, istilah, dan konsep
dasar. Sebuah kata kerja yang biasa digunakan untuk menginterpresentasikan
sebuah pengetahuan adalah memilih, mendaftarkan, menjodohkan, mendefinisikan,
menyebutkan, menandai, menunjukkan, dll. Sebagai contoh dalam pembelajaran
matematika untuk mengetahui konsep pengetahuan ini adalah :
Apa yang dimaksud dengan fungsi?
Berikan sebuah contoh fungsi.
Apakah y=2x+5 merupakan fungsi?
b. Pemahaman
Pemahaman
adalah proses membandingkan, menjelaskan, menyatakan gagasan utama tentang
suatu fakta. Di dalam pendidikan matematika kata kerja yang biasa digunakan
untuk mewakili pemahaman adalah membandingkan, mengelompokkan, menafsirkan,
menerjemahkan, menjelaskan, dan merangkum. Untuk contoh dalam pembelajaran
matematika itu sendiri yaitu :
Apa ciri-ciri sebuah fungsi ?
Apa bedanya fungsi dengan relasi
?
c. Aplikasi
Aplikasi
adalah kemampuan menerapkan pengetahuan, fakta-fakta, teknik, rumus, atau
prosedur, dalam menyelesaikan suatu masalah sederhana. Kata kerja yang biasa
digunakan di dalam dunia pendidikan untuk menerapkan aplikasi adalah
menerapkan, membangun, memilih (suatu teknik yang tepat), bereksperimen dengan,
merencanakan, memecahkan, dan menggunakan. Sebagai contoh penerapannya adalah
sebagai berikut :
Diketahui fungsi biaya
dan pendapatan terhadap banyaknya barang yang diproduksi, tentukan kapan sebuah
laba dapat diperoleh ?
d. Analisis
Analisis
adalah kemampuan memeriksa dan mengurai informasi (memilih sebab dan akibatnya)
di dalam mengambil kesimpulan dan melakukan generalisasi serta menemukan alasan
yang mendukungnya. Contoh kata kerja yang digunakan adalah menganalisis,
membandingkan, mengklasifikasikan, menemukan, memilah, memeriksa, menyelidiki,
menyederhanakan dan menyimpulkan. Sedangkan contoh pertanyaan yang menunjukkan
hasil analisis adalah :
Selidiki apakah persamaan
2x+3y+5=0 sebuah fungsi atau bukan !
e. Sintesis
Sintesis
adalah kemampuan mengkompilasi atau menggabungkan sejumlah informasi yang
diberikan menjadi sebuah informasi baru (kadang dalam bentuk yang baru pula).
Untuk lebih jelasnya bisa kita ilustrasikan dalam sebuah kata kerja sebagai
berikut : membuat, membangun, merancang, mengkombinasikan, mengembangkan,
merumuskan, menaksir, memperbaiki, memodifikasi, menyatakan (dalam bentuk lain).
Contohnya adalah :
Nyatakan biaya dan pendapatan sebagai fungsi dari banyaknya barang yang
diproduksi kemudian gambar grafik fungsi biaya dan pendapatan dalam sistem koordinat
yang sama !
f. Evaluasi
Evaluasia dalah
kemampuan menyajikan pendapat dan mempertahankannya dengan memberikan
pertimbangan tentang informasi, fakta, dan keabsahan gagasan, berdasarkan
kriteria tertentu. Sebagai contoh kata kerja yang biasa digunakan untuk
menginterpresentasikan sebuah evaluasi adalah menyimpulkan, mengkritisi,
memutuskan, mengevaluasi, menilai, membuktikan, menyangkal, mendukung suatu
gagasan. Sebagai contoh pertanyaannya yaitu :
Diberikan sebuah fungsi biaya dan pendapatan 2P=5Q+20, apa yang terjadi
apabila pajak sebesar 10% atas
pendapatan yang diperhitungkan ?
Penjelasan di
atas, yang bisa kita golongkan kedalam pembelajaran Higher Order Thinking
Skills adalah menganalisis (to analyze), mengevaluasi (to evaluate),
menciptakan (to create). Perlu kita ketahui bahwa mungkin sebagian siswa belum
bisa mengetahui betul bagaimana mereka bisa menggunakan pikiran kritisnya untuk
belajar berpikir dengan pemikiran tinggi atau kritis. Maka seorang guru perlu
memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat membantu siswa dalam proses pembelajarannya
di kelas. Agar siswa secara pribadi bisa mengembangkan pemikirannya dengan cara
proses dipandu oleh guru di dalam kelas. Yang menjadi penegasan disini adalah
seorang guru hanya bersifat memfasilitasi, dan perantara dalam prosesnya.
Berbagai contoh pertanyaan yang dapat guru sampaikan adalah sebagai berikut :
Pertanyaan tentang
bantuan kepada siswa bekerjasama dalam memaknai matematika adalah sebagai
berikut :
Apa
pendapatmu tentang yang dikemukakan oleh … ?
Apakah kamu
setuju / tidak setuju ?
Siapakah yang
mempunyai pendapat yang sama, namun beda dalam cara
menyampaikannya?
Apakah kamu
semua mengerti apa yang dia katakana ?
Dapatkah kamu
meyakinkan teman-teman sekelasmu bahwa yang kamu katakana itu
masuk akal?
Pertanyaan yang dapat
membantu siswa lebih yakin akan pemahaman matematikanya adalah sebagai berikut:
Mengapa
kamu berpikir begitu ?
Mengapa
itu betul ?
Bagaimana
kamu sampai pada kemampuan tersebut ?
Apakah
itu masuk akal ?
Dapatkah
kamu membuat sebuah model matematika untuk membuktikan hal tersebut?
Pertanyaan yang dapat
membantu siswa bernalar secara matematis yaitu :
Apakah
itu selalu begitu ?
Apakah
itu benar dalam setiap kasus ?
Dapatkah
kamu menemukan sebuah contoh penyangkal ?
Bagaimana
kamu dapat membuktikannya ?
Kesimpulan
apa yang sedang kamu ambil ?
Pertanyaan yang bisa
guru utarakan dalam membantu siswa membuat konjektur dan memecahkan suatu
masalah, sebagai berikut :
Apa
yang terjadi seandainya … ? bagaimana jika tidak ?
Apakah
kamu melihat suatu pola ?
Kemungkinan
apa saja yang dapat terjadi ?
Dapatkah
kamu memperkirakan apa yang akan muncul berikutnya ?
Bagaimana
menurutmu masalah ini ?
Menurutmu
keputusan apa yang seharusnya temanmu ambil ?
Apakah
bedanya antara cara / metode kamu dengan cara / metode temanmu ?
Pertanyaan yang dapat
membantu siswa mengkaitkan konsep matematika dan aplikasinya adalah sebagai
berikut :
Apa keterkaitan ini dengan … ?
Konsep apa yang telah kita pelajari sebelumnya yang dapat
dipakai untuk memecahkan masalah ini?
Apakah kita pernah memecahkan masalah seperti ini sebelumnya
?
Apa manfaat matematika yang kalian temukan di surat kabar
hari ini ?
Dapatkah kamu memberi sebuah contoh tentang … (dalam
kehidupan sehari-hari) ?
Referensi:
Stanley Pogrow. Principal. November 1996. Diunduh di Http://
Hots.org
Thompson, Tony. 2008. Mathematics Teachers Interpretation of
Higher-Order Thinking in Bloom’s Taxonomy in International Electronic Journal
Of Mathematics Education (IEJME) Volume 3, Number 2, July 2008.
Idris Harta. Pertanyaan-pertanyaan Inovatif untuk
Meningkatkan Ketrampilan Berfikir Tingkat Tinggi. 28 februari 2008.