Rabu, 23 Januari 2013

Kesaksian Filsafatku



Oleh Ervinta Astrining Dewi, S.Pd
Dalam beribadah dijelaskan terkadang terdapat kondisi dimana keimanan itu naik dan turu yang disebut dengan Futur. Apalagi dalam berfilsafat maupun membaca Elegi. Namun dalam proses berfilsafat melalui elegi-elegi yang diciptakan oleh Prof. Marsigit untuk membantu proses berpikir kritis mahasiswanya,  saya menemukan beberapa kesaksian selama saya membaca dan berkomentar sebagai berikut:
1.       Kesaksian saya terhadap perjalanan Enika Wulandari, S.Pd sebagai rekan diskusi saya dalm kuliah di Pasca sarjana UNY ini menunjukkan kebenaran bahwa tingkat spritual yang tinggi dan kematangan pengalaman hidup jika dikenai filsafat maka akan menghasilkan pemikiran yang luar biasa. Dari proses pengalaman Mbak Enika yang kurang peduli terhadap dunia pendidikan matemtika khususnya berubah total bahkan mampu memproduksi tesis-tesis, anti tesis dan sintesis dari segala tugas yang diberikan oleh prof Marsigit. Dan Kiprahnya dalam pemikiran pendidikan matematika tercermin dalam perkuliahan lain seperti Metode pembelajaran matematika, metode penelitian pendidikan matematika, dan Kajian-kajian masalh pendidikan.
2.       Dalam belajar filsafat motivasi setiap orang pasti berbeda, namun dalam perjalanan filsafat saya, saya mengalami futur. Meskipun dosen telah dengan berbesar hati dan perduli mengingatkan saya, nampaknya belum mampu mengetuk hati saya, mungkin ini adalah pemberontakan saya. Tapi ternyata dalam filsafat itu mencakup apa yang ada dan yang mungkin ada sehingga saya tidak menyadari membaca komentar Sdr Enika Wulandari, S.Pd dan karya-karyanya justru yang menggetarkan dan menggerakkan hati saya, ternyata motivasi bisa berasal darimana saja. Benarlah obat hati salah satunya bergaul dengan orang saleh seperti mbak Enika
3.       Adakalanya pikiran itu harus berhenti. Berhenti berpikir bukan berarti akhir dari dunia tentunya dilihat dari ruang dan waktunya. berhenti berpikir disini dibutuhkan apabila dalam pengembaraan pikiran, pikiran kita sudah mencapai batasnya dan mengusik keimanan kita. mengusik ranah spritual kita, maka berhentilah berpikir dan beristighfarlah kata bapak Marsigit setiap kuliah. Mungkin kata-katanya terlihat gampang dan mudah, namun ternyata banyak orang dapat disesatkan syetan dengan mudah ketika dia bangga akan logika dan berpikirnya. Maka dari itu bahwa pikiran manusia itu adalah terbatas dan perlu diimbangi dengan iman dan ketakwaan agar kita tidak tersesat dan disesatkan bersama setan. makanya dalam berfilsafat diatasnya harus ditaruh spritual, agar dalam mengembarakan pikiran kita tidak melebihi batas-batasnya. Sama halnya ketika berdoa maka agar menggapai khusyuk wajib hukumnya kita berhenti berpikir agar doa kita khusyu, gunakan iman untuk berdoa dan mohon ampun pada Alloh.
4.       Adakalanya sebagai insan dijelaskan dalam beribadah kita bisa mengalami "futur" (naik turunnya keimanan) apalagi dalam berelegi. saya benar-benar mengalami fenomena yang luar biasa dalam perjalanan saya. Bahkan warning dosen terhadap nilai jelek pun tidak begitu saya indahkan. Ternyata baru kusadari tanpa ijin Alloh dan ikhtiar, kita tidak bisa  ikhlas  dalam bertindak. Sebagai kesaksian filsafat ku di S2 ini saya berterimakasih terhadap Sdri. Enika Wulandari, S.Pd. Saya menyaksikan proses anda dalam mengelola diri dari tidak "suka" dunia pendidikan menjadi luar biasa setelah anda S2 dengan wacana yang baru. Saya bersyukur mengenal anda, karena dari komen anda ternyata lebih dapat memotivasi saya untuk mencoba berelegi kembali. Saya menyaksikan proses anda sewaktu s1 dan dengan imand dan tingkat kematangan spritual yang apik dibandingkan saya yang awam ini anda mebawa filsafat dan perkuliahan filsafat menjadi luar biasa dari komentar dan perubahan cara pandang pendidikan mbak en di S2 ini. Saya juga mengucapkan buat adek bayi dalam kandungan mbak en yang juga berfilasafat sejak dalam kandungan semoga bisa jadi anak luar biasa berguna bagi nusa dan bangsa... amin
5.       Terimakasih dan maaf untuk prof marsigit sedikitnya saya menglami pemberontakan dalam perjalanan filsafat saya. Terimakasih atas media elegi ini sehingga saya dapat mengenal pemikiran-pemikiran rekan2 saya yang luar biasa. Semoga kesaksian saya ini dapat bermanfaat bagi saya secara pribadi khususnya mauppun mereka yang sempat merasakan 'futur' dalam berelegi atau hal lainnya.


Tidak ada komentar: