Minggu, 04 November 2012

HOTS (Higher Order Thinking Skills)



Menurut A. Thomas dan G. Thorne Higher Order Thinking is thinking on higher level than memorizing facts, restating facts, or applying rules/formulas/procedures. HOTS requires that we do something with the facts. We must understand them, connect them to each other, categorize them, manipulate them, put them together in new or novel ways, and apply them as we seek new solutions to new problems.

Menurut Stanley Pogrow (1996) HOTS adalah program kreatif yang dirancang untuk membangun kemampuan berpikir siswa pendidikan kurang beruntung di kelas 4-7  dengan menggabungkan penggunaan komputer, drama, dialog Sokrates, dan kurikulum rinci untuk merangsang proses berpikir dimana Komputer tidak digunakan untuk menyajikan konten, melainkan untuk siswa intrik dan membuat mereka terlibat. Drama, dalam bentuk guru bermain-akting-kadang dalam kostum-juga merangsang minat siswa dan rasa ingin tahu. Beberapa hari guru dapat menyajikan pelajaran sebagai situasi misterius yang membantu siswa diperlukan. Kurikulum HOTS terdiri dari rinci, menit 35, pelajaran sehari-hari yang mengkoordinasikan kegiatan komputer dengan percakapan kelas, dan memastikan bahwa guru menanyakan jenis pertanyaan yang meningkatkan perkembangan otak dan kemampuan berpikir. Jenis-jenis utama dari keterampilan berpikir bahwa kurikulum ini dirancang untuk mengembangkan adalah metakognisi (kemampuan untuk secara sistematis menerapkan dan mengartikulasikan strategi) dan generalisasi (kemampuan untuk menerapkan belajar di luar konteks tertentu). Siswa tanpa keterampilan ini melihat segala sesuatu di sekitar mereka baik sebagai kejadian acak, tanpa sebab, atau sebagai hal-hal yang benar hanya dalam konteks di mana mereka pelajari.

Sebuah studi baru-baru ini (Darmer 1995 dalam Stanley Progrow 1996) menunjukkan peningkatan simultan oleh siswa HOTS dalam enam kategori: keterampilan dasar, keterampilan menulis, keterampilan metakognisi, nilai rata-rata, IQ komponen kunci, dan kemampuan untuk memecahkan masalah baru. Para siswa HOTS mengungguli kelompok pembanding siswa di masing-masing daerah, meskipun siswa perbandingan menghabiskan lebih banyak waktu di dalam kelas.

Secara umum, keterampilan berfikir terdiri atas empat tingkat, yaitu:  menghafal (recall thinking), dasar (basic thinking), kritis (critical thinking) dan kreatif (creative thinking) (Krulik & Rudnick, 1999 dalam Idris Harta 2008). Menghafal adalah tingkat berpikir paling rendah. Ketrampilan ini hampir otomatis atau refleksif sifatnya. Tingkat berpikir selanjutnya disebut sebagai ketrampilan dasar. Ketrampilan ini meliputi ketrampilan memahami konsep-konsep penjumlahan dan pengurangan. Berfikir kritis adalah berfikir yang memeriksa, menghubungkan, dan mengevaluasi semua aspek situasi atau masalah. Tingkatan yang terakhir adalah berfikir kreatif yang sifatnya orisinil dan reflektif.  Hasil dari keterampilan berfikir ini adalah sesuatu yang kompleks.  Kegiatan yang dilakukan di antaranya menyatukan ide, menciptakan ide baru, dan menentukan efektifitasnya.  Berfikir kreatif meliputi juga kemampuan menarik kesimpulan yang biasanya menelorkan hasil akhir yang baru.

Dua tingkat berfikir terakhir inilah (berfikir kritis  dan berfikir kreatif)  yang disebut sebagai keterampilan berfikir tingkat tinggi yang harus dikembangkan dalam pembelajaran matematika dan akan dibahas dalam tulisan ini.

Sedangkan pengetahuan tentang perbandingan Taksonomi Bloom yang berkisar tentang versi modifikasi dengan versi orisinalnya, yaitu sebagai berikut :
No.         Taksonomi Bloom (Versi Orisinal)          
1.            Pengetahuan (knowledge)                         
2.            Pemahaman (comprehension)         
3.            Aplikasi                        
4.            Analisis                        
5.            Sintesis                        
6.            Evaluasi                                       
        Taksonomi Bloom (Versi Modifikasi)
1.            Mengingat (to remember)
2.            Memahami (to comprehend)
3.            Mengaplikasikan (to apply)
4.            Menganalisis (to analyze)
5.            Mengevaluasi (to evaluate)
6.            Menciptakan (to create)

Yang termasuk ke dalam golongan Higher Thinking Order Skills adalah analisis, sintesis dan evaluasi sedangkan berdasarkan versi modifikasinya adalah menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan.
a. Pengetahuan
Pengetahuan adalah ingatan (memori) tentang materi yang dipelajari sebelumnya, yang biasanya ditunjukkan dengan mengingat (recall) fakta, istilah, dan konsep dasar. Sebuah kata kerja yang biasa digunakan untuk menginterpresentasikan sebuah pengetahuan adalah memilih, mendaftarkan, menjodohkan, mendefinisikan, menyebutkan, menandai, menunjukkan, dll. Sebagai contoh dalam pembelajaran matematika untuk mengetahui konsep pengetahuan ini adalah :
                 Apa yang dimaksud dengan fungsi?
                Berikan sebuah contoh fungsi. Apakah y=2x+5 merupakan fungsi?
b. Pemahaman
Pemahaman adalah proses membandingkan, menjelaskan, menyatakan gagasan utama tentang suatu fakta. Di dalam pendidikan matematika kata kerja yang biasa digunakan untuk mewakili pemahaman adalah membandingkan, mengelompokkan, menafsirkan, menerjemahkan, menjelaskan, dan merangkum. Untuk contoh dalam pembelajaran matematika itu sendiri yaitu :
                Apa ciri-ciri sebuah fungsi ?
                Apa bedanya fungsi dengan relasi ?
c. Aplikasi
Aplikasi adalah kemampuan menerapkan pengetahuan, fakta-fakta, teknik, rumus, atau prosedur, dalam menyelesaikan suatu masalah sederhana. Kata kerja yang biasa digunakan di dalam dunia pendidikan untuk menerapkan aplikasi adalah menerapkan, membangun, memilih (suatu teknik yang tepat), bereksperimen dengan, merencanakan, memecahkan, dan menggunakan. Sebagai contoh penerapannya adalah sebagai berikut :
Diketahui fungsi biaya dan pendapatan terhadap banyaknya barang yang diproduksi, tentukan kapan sebuah laba dapat diperoleh ?
d. Analisis
Analisis adalah kemampuan memeriksa dan mengurai informasi (memilih sebab dan akibatnya) di dalam mengambil kesimpulan dan melakukan generalisasi serta menemukan alasan yang mendukungnya. Contoh kata kerja yang digunakan adalah menganalisis, membandingkan, mengklasifikasikan, menemukan, memilah, memeriksa, menyelidiki, menyederhanakan dan menyimpulkan. Sedangkan contoh pertanyaan yang menunjukkan hasil analisis adalah :
                Selidiki apakah persamaan 2x+3y+5=0 sebuah fungsi atau bukan !
e. Sintesis
Sintesis adalah kemampuan mengkompilasi atau menggabungkan sejumlah informasi yang diberikan menjadi sebuah informasi baru (kadang dalam bentuk yang baru pula). Untuk lebih jelasnya bisa kita ilustrasikan dalam sebuah kata kerja sebagai berikut : membuat, membangun, merancang, mengkombinasikan, mengembangkan, merumuskan, menaksir, memperbaiki, memodifikasi, menyatakan (dalam bentuk lain). Contohnya adalah :
Nyatakan biaya dan pendapatan sebagai fungsi dari banyaknya barang yang diproduksi kemudian gambar grafik fungsi biaya dan pendapatan dalam sistem koordinat yang sama !
f. Evaluasi
Evaluasia dalah kemampuan menyajikan pendapat dan mempertahankannya dengan memberikan pertimbangan tentang informasi, fakta, dan keabsahan gagasan, berdasarkan kriteria tertentu. Sebagai contoh kata kerja yang biasa digunakan untuk menginterpresentasikan sebuah evaluasi adalah menyimpulkan, mengkritisi, memutuskan, mengevaluasi, menilai, membuktikan, menyangkal, mendukung suatu gagasan. Sebagai  contoh pertanyaannya yaitu :
Diberikan sebuah fungsi biaya dan pendapatan 2P=5Q+20, apa yang terjadi  apabila pajak sebesar 10% atas pendapatan yang diperhitungkan ?
Penjelasan di atas, yang bisa kita golongkan kedalam pembelajaran Higher Order Thinking Skills adalah menganalisis (to analyze), mengevaluasi (to evaluate), menciptakan (to create). Perlu kita ketahui bahwa mungkin sebagian siswa belum bisa mengetahui betul bagaimana mereka bisa menggunakan pikiran kritisnya untuk belajar berpikir dengan pemikiran tinggi atau kritis. Maka seorang guru perlu memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat membantu siswa dalam proses pembelajarannya di kelas. Agar siswa secara pribadi bisa mengembangkan pemikirannya dengan cara proses dipandu oleh guru di dalam kelas. Yang menjadi penegasan disini adalah seorang guru hanya bersifat memfasilitasi, dan perantara dalam prosesnya. Berbagai contoh pertanyaan yang dapat guru sampaikan adalah sebagai berikut :
Pertanyaan tentang bantuan kepada siswa bekerjasama dalam memaknai matematika adalah sebagai berikut :
         Apa pendapatmu tentang yang dikemukakan oleh … ?
        Apakah kamu setuju / tidak setuju ?
        Siapakah yang mempunyai pendapat yang sama, namun beda dalam cara
        menyampaikannya?
        Apakah kamu semua mengerti apa yang dia katakana ?
        Dapatkah kamu meyakinkan teman-teman sekelasmu bahwa yang kamu katakana itu
        masuk akal?
Pertanyaan yang dapat membantu siswa lebih yakin akan pemahaman matematikanya adalah sebagai berikut:
                Mengapa kamu berpikir begitu ?
                Mengapa itu betul ?
                Bagaimana kamu sampai pada kemampuan tersebut ?
                Apakah itu masuk akal ?
                Dapatkah kamu membuat sebuah model matematika untuk membuktikan hal tersebut?
Pertanyaan yang dapat membantu siswa bernalar secara matematis yaitu :
                Apakah itu selalu begitu ?
                Apakah itu benar dalam setiap kasus ?
                Dapatkah kamu menemukan sebuah contoh penyangkal ?
                Bagaimana kamu dapat membuktikannya ?
                Kesimpulan apa yang sedang kamu ambil ?
Pertanyaan yang bisa guru utarakan dalam membantu siswa membuat konjektur dan memecahkan suatu masalah, sebagai berikut :
                Apa yang terjadi seandainya … ? bagaimana jika tidak ?
                Apakah kamu melihat suatu pola ?
                Kemungkinan apa saja yang dapat terjadi ?
                Dapatkah kamu memperkirakan apa yang akan muncul berikutnya ?
                Bagaimana menurutmu masalah ini ?
                Menurutmu keputusan apa yang seharusnya temanmu ambil ?
                Apakah bedanya antara cara / metode kamu dengan cara / metode temanmu ?
Pertanyaan yang dapat membantu siswa mengkaitkan konsep matematika dan aplikasinya adalah sebagai berikut :
Apa keterkaitan ini dengan … ?
Konsep apa yang telah kita pelajari sebelumnya yang dapat dipakai untuk  memecahkan masalah ini?
Apakah kita pernah memecahkan masalah seperti ini sebelumnya ?
Apa manfaat matematika yang kalian temukan di surat kabar hari ini ?
Dapatkah kamu memberi sebuah contoh tentang … (dalam kehidupan sehari-hari) ?

Referensi:
Stanley Pogrow. Principal. November 1996. Diunduh di Http:// Hots.org
Thompson, Tony. 2008. Mathematics Teachers Interpretation of Higher-Order Thinking in Bloom’s Taxonomy in International Electronic Journal Of Mathematics Education (IEJME) Volume 3, Number 2, July 2008.
Idris Harta. Pertanyaan-pertanyaan Inovatif untuk Meningkatkan Ketrampilan Berfikir Tingkat Tinggi. 28 februari 2008.

Tidak ada komentar: