Rabu, 06 Mei 2009

Pengalaman Belajar Sabar

Beberapa waktu yang lalu saya bertengkar dengan pacar saya yang sudah sebulan tidak bisa bertemu. Hubungan kami cukup lancar lewat pembicaraan yang mungkin aga formil untuk orang pacaran. Waktu itu kita membahas mengenai Film Kambing Jantan yang diambil dari buku karangan Raditya Dika melalui sms.

Entah kenapa ketika dia bercerita tentang Dika yang PJJ (pacaran jarak jauh) Jakarta- Ausie akhirnya putus. Karena menurut pacar saya, hal ini karena ceweknya yang keterlaluan tidak bisa mengerti. saya pun terdiam sambil mengernyitkan dahi. Kemudian pacar saya melanjutkan lagi pendapatnya, dia mengatakan bahwa kesabaran ada batasnya. Di sini saya mulai memberontak dan menentang.
Aku:
Bagaimana bisa kamu bilang sabar ada batasnya?? kamu salah sabar itu tidak terbatas.

Pacarku jelas menentangku, katanya:
Bagaimana bisa sabar, kalau waktu itu Dika udah baik-baik minta maaf dan katanya dimaafkan, tapi tib-tiba gara-gara dia ketemu dengan mantan secara tidak sengaja, ceweknya ngungkit lagi masalahnya yang lalu terus ketik dika bilang "kan udah dimaafkan?" ceweknya malah bilang "Udah dimaafkan tapi tidak dilupakan!". Gimana bisa sabar coba?

Aku:
Lha terus?? Kok gitu aja marah? wajarkan jarang ketemu pastilah ada cemburu palagi mantan, wajar salah paham. Dika juga ga bisa mengkomunikasikan dengan baik ma ceweknya tuh kan? Jangan salahin ceweknya ja dung, liat juga dari segi perasaan cewek!

Pacarku:
Lha gimana coba kalau udah tau Jakarta-Ausie jauh si cewek mintany sebagai tanda maaf pada ultah ceweknya dia minta Dika datang keJakarta? Kan jauh, mahal, ada tangungan dengan ortu! Ya udah bener si Dika maen aja. Kan udah gede bisa mikir.

Aku:
Ya itu mas, aku jadi kawatir kamu itu sama dengan Dika! Gimana juga kamu ga mikirin cewek juga butuh surprise. Ada sesuatulah yang dipingin untuk hari sepesialnya, apalagi itu PJJ. Yah kalau pun tidak bisa datang jangan remehkan kita udah gede bisa mikir. Tapi coba pahami, cewek itu butuh dipahami, butuh ucapan kongkret sebuah hal yang itu nyata dengan bahasa impian yang benar-benar bisa membungkam mulut kita dengan kata-kata yang tepat kalau tidak bisa datang misal, bukannya cuek!! Yah mungkin itu yang terbaek buat mereka...

Pacarku:
Ehm tapi kamu tu, sabar tadi tu ada batasnya sebagai manusia kita punya batasan dan kesabaran yang mutlak tiada batasannya itu hanya milik ALLAH SWT.

Aku:
Eh.. memang benar pendapatmu tentang kesabaran yang mutlak itu. Makanya kita sebagai manusia cuma bisa menggapai Sabar. Seperti dalam film Kiamat Sudah Dekat, bukannya sebagai syarat adalah belajar ilmu iklas dan hal yang nampak sepele itu luar biasa sulit, hingga akhirnya dia menemukan gambaran kecil ikhlas?? Seperti itu, seperti yang dikatakan ulama, sabar itu tiada batasan. Yang selama ini kita anggap sabar ini cuma secara formalnya saja secara umum kebiasaan secara bahasa sehingga batasan dari sabar itu yah kesabaran orang lain. Makanya para ustad itu meski sudah tampak baik dimata kita mereka tetap belajar menggapai sabar dengan membuka hatinya, karena mereka sadar sabar itu sungguh sulit..

Pacarku:
Bukan.. Batasan sabar itu ya diri kita sendiri. Ingatlah Sumur yang ada batasnya lebih baik daripada yang tidak ada batasnya sama sekali... Ehm mungkin aku masih belum paham, dan itu jugalah keterbatasaanku.

Aku:
Ya sudahlah mungkin kalau yang menyampaikan bukan aku dengan bahasa yang bae, kamu akan bisa mengerti. Harapanku padamu cuma agar dengan sama-sama belajar ini kita bisa lebih saling bertoleransi dan menghargai dengan tidak membatas-batasi kesabaran itu. Karena kalau kamu ciptakan tembok itu, belum tentu aku ini tau apakah setyelah aku keluar dari tembokmu itu akan muncul atau tidaknya tembokmu yang lain. Tapi mungkin aku akan lebih berusaha mempelajari ini kembali.

Dan setelahnya hubungan kita terasa aga mengganjal. Kita jadi lebih banyak merenung dan dia pun membaca buku "setengah kosong setengah isi". Mengetahui niatnya untuk meluruskan perbedaan pendapat kami ini membuatku jadi tenang. Ternyata dia juga bukan orang yang tidak bisa menerima pendapat orang lain. Tapi mungkin butuh waktu untuk merenung.

Tetapi nampaknya setelah membaca elegi bapak marsigit tentang perubahan, tetap, pemberontakan logos, konferensi kebenaran, dsb... saya menyadari bahwa di sini saya telah terjebak oleh mitosku dan juga tidak memedulikan perasaan cowokku yang mungkin dia tidak paham maksudku. Baru kusadari terjadi perbedaan persepsi diantar kita. Dan akhirnya pun saya bisa mngakui bahwa untuk kesabaran ini juga ada batasan yaitu membedakan yang benar dan salah jangan samapi kita terbodohi dan selalu membenarkan dengan dalih sabar. Dan akhirnya aku dapat berdiskusi kembali dengan pacarku, bahwa sabar itu sulit, dan kita pun terbatas pada hati dan pemikiran kita serta ada agama. biar bagaimanapun tetap sabar itu susah kuungkapkan. Tetapi sabar itu dapat kita wujudkan dengan sikap yang tegas bukan karena sabar bukan juga membiarkan kesalahan begitu saja. Jadi masih butuh banyak hal untuk belajar sabar. Apalagi jika berhadapan denganku yang beberapa kali mungkin dalam blogku sebelumnya juga telah termakan mitosku. Sehingga aku sulit menyerap pemikiran yang baru.

Tidak ada komentar: